Aku Joe,kini aku sudah duduk dikelas 1 SMP , dan kumulai tertarik dengan seorang gadis cantik namanya Isabela,rambutnya pendek sepundak tubuhnya mungil dan pandai segala mata pelajaran. Tapi perasaan ku, dia tidak meresponnya dengan baik dia malah menjauh dan memilih Ken, teman sekelasku, ia juga pernah mengatakan bahwa aku tak sejantan dan sekeren Ken
Aku mulai benci akan hal ini,kutahu ini tak akan baik terutama hubunganku dengan Ken di masa akan datang.
Sore itu, ada telepon dari Ken katanya kedua orang tuanya tengah keluar kota beberapa hari dia memintaku untuk menemaninya satu malam saja, mengetahui hal itu ini ibuku dengan enteng menyetujuinya dan akupun bergegas berkemas menuju rumah Ken. Oh iya,rumah Ken juga mempunyai dua lantai seperti rumahku.
Sesampainya disana kami bercerita dan bercanda,di depan tv kami mengobrol layaknya saudara kandung, yah,aku tak suka bila dirumah ada saudara aku membenci hal itu.
Setelah lama berbincang tak kurasa minuman kami habis "ambillah di kulkas Joe" kata Ken kepadaku "sekalian isikan punyaku yah". Keluarga ku dan keluarganya sudah akrab,Ken pun sudah beberapa kali menginap dirumahku,waktu SD kami sering bersama. Tapi untuk saat ini aku membencinya,dia merengut Isabela dariku,cinta pertamaku harusnya dia mengerti karena dia tahu akan hal ini. Saat ku kembali dari dapur ku berjalan dengan memegang dua gelas kaca yang tinggi,isinya minuman soda didepanku ada kepala Ken yang membelakangiku duduk mengahdap ke TV di sofa panjangnya itu ,tepat di atas kepalanya kuangkat tangan kananku yang menggenggam gelas ingin arahkan ke kepala Ken tiba-tiba teleponnya berbunyi aku membatalkan aksiku dan kembali duduk di sofa tepat disebelahnya itu.
"Telepon dari mana?" Tanyaku kepada Ken
Dengan singkat dia menjawab "itu dari Isabela katanya dia ingin mampir kesini.
Sial,dia akan kemari? Kuharap aku tak akan meledak-ledak melihat mereka bermesraan didepanku.
Setelah lama berselang akhirnya Isabela datang,aku dan Ken menuju dapur ingin menyiapkam sesuatu untuk Isabela, aku tak menyangka jika umur seperti Ken ini dapat memasak untuk Isabela dan bagiku itu sangat romantis, ah tetap saja dia merenggut wanita idamanku kemudian kulepas ikat pinggangku dan menuju ke sahabat baikku "seandainya aku itu adalah Ken,dan aku yang memasakkan ini untuk Isabela" ucapku dalam hati setelah mencekik leher Ken dari belakang hingga mati tak bernyawa. Lalu ku matikan kompor yang tengah menyala itu dan ketika ku berbalik rupanya sudah ada Isabela,wajahnya ketakutan nampaknya dia melihat semuanya dia berlari menuju pintu keluar tapi itu takkan terjadi sebab di ruang tamu aku mendapatkannya memukul kepalanya dengan panci yang dengan sigap kuambil dari dapur tadi.
Malampun tiba matahari mulai tunduk dengan bulan yang indah.
Tersadar dari pingsannya Isabela pun kaget melihat dirinya yang terikat dikamar Ken,kedua tangannya kuikat di sisi kiri dan kanan tempat tidur dan mulutnya kusumbat lalu kuikat,sebelum sadar pula tak lupa kulepaskan pakaiannya hingga dia terlentang telanjang bulat di kamar itu,diapun ingin berteriak kencang tapi tak bisa akupun mendekatinya sambil menggosok-gosokkan punyaku dan mulai menidurinya dan kutancapkan punyaku kedalam,bagiku itu pengalaman pertama buatku,kunikmati itu semua,kuremas buah dadanya yang mungil air matanya tak berhenti menetes tapi aku tak peduli aku terus menggoyang-goyangkam tubuhku begitu nikmat dan akhirnya.
Setelah semuanya selesai betapa kagetnya aku melihat vaginanya tak mengeluarkan darah setetespun,dia sudah tak perawan aku jengkel menyadari itu dan aku beranggapan bahwa itu ulah Ken aku marah kepada keduanya lalu aku membuka sumbatan di mulutnya lalu kukecup bibirnya,dia menangis terseduh-seduh "semuanya akan berakhir sayang" itu kataku lalu ku putar kepalanya hingga patah,dia pun menyusul sang kekasih.
Aku memakaikan kembali pakaian Isabela dan membawanya kedapur bersama mayat teman bayikku itu dan menunggu hingga jam sebelas malam.
Setelah menunggu begitu lama ,sempat juga ku bereskan semua bukti yang ada,akupun memutar kompor hingga hasnya keluar setelah sebelumnya ku buka pintu depan terlebih dahulu lalu ku buat obor dari sebatang kayu dan kulemparkan ke dapur. Yang sudah berbau gas dan sisa aku yang selamat,ambulans dan pemadam kebakaran datang dan aku hanya berpura-puta akting untuk meyakinkan semua bahwa Ken dan Isabela yang berada di dapur tengah lalai dengan masakan miliknya dan aku?, Aku adalah yang terbaik dan si nomor satu.
Sabtu, 25 Juni 2016
Sorry My Friend (2)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar